Tips Agar Foto diApprove Shutterstock Terbaru

Tips Agar Foto diApprove Shutterstock Terbaru - Ketika jaman sudah mulai modern dan semuanya serba praktis, kita harus pandai-pandai memanfaatkannya untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Saat ini sudah banyak sekali situs yang memperjual-belikan barang, jasa, maupun hasil karya kita sendiri yang biasa disebut sebagai online shop. Tidak hanya online shop, kita juga bisa menjual hasil karya kita di suatu situs bernama Shutterstock. Melalui Shutterstock ini bisa kita manfaatkan untuk menjual hasil karya kita baik itu foto, desaign vector, maupun video. Keuntungan yang bisa kita dapatkan pun nggak main-main lho guys.. Buat kamu yang hobi fotografi, kamu juga bisa menjual hasil fotografimu ke Shutterstock ini dan menghasilkan uang. Namun ternyata, berdasarkan pengalaman admin nih guys, upload foto di Sutterstock itu susah-susah gampang. Kita harus tahu apa penyebab foto yang kita upload ini di tolak.

Nah, kali ini admin akan membagikan beberapa tips berdasarkan pengalaman tim kami agar foto yang kamu upload langsung diterima dan banyak terjual di pasaran.


Tips Agar Foto diApprove Shutterstock Terbaru

Tips Agar Foto diApprove Shutterstock Terbaru


1. Visible Trademark


Jika kamu pernah mendapatkan peringatan seperti ini, artinya foto yang kamu unggah ke Sutterstock terdapat logo atau merk. Misalnya kamu mengambil gambar perkotaan. Setiap perkotaan pasti banyak terdapat baliho atau iklan yang bertebaran dijalan baik menempel di dinding, kaca, atau tempat lainnya yang mana iklan tersebut tertangkap oleh kameramu. Atau bisa juga di fotomu terdapat suatu gedung yang nama gedungnya terpampang jelas di foto yang kamu ambil tersebut.

Nah, untuk mengantisipasi hal tersebut, kamu bisa mengeditnya terlebih dahulu menggunakan Photoshop atau sejenisnya, lalu mengkloning merk apapun yang ada di foto tersebut dengan warna di sekitarnya. Kalau dirasa trademark di foto tersebut cukup banyak, kamu bisa memilih untuk menjadikannya sebagai foto editorial. Namun ada beberapa hal yang perlu kamu tahu sebelum menjadikan foto tersebut menjadi editorial. Hal ini akan kita bahas di point berikutnya.

2. Editorial Photo


Jika kamu merasa kesusahan untuk menghilangkan merk di foto yang akan kamu upload, kamu bisa menguploadnya dengan metode editorial. Tapi kamu harus tahu, editorial berbeda dengan content foto commercial. Kalau kamu memilih foto editorial, fotomu tidak bisa digunakan untuk urusan bisnis, namun hanya akan diambil untuk dijadikan sebagai berita terkini saja. Kalau kamu rajin memotret dan di upload saat itu juga, bisa saja fotomu akan langsung laku karena waktunya actual.

Untuk mengupload foto jenis editorial, kamu harus mencantumkan minimal 5w+1h. yaitu dimana, kapan, apa, siapa, bagaimana, dan mengapa, dalam description. Kemudian sebelum menekan submit, pastikan kamu sudah mencentang pilihan editorial terlebih dahulu. Foto jenis editorial ini lebih banyak presentasi diterimanya disbanding foto commercial, namun foto commercial lebih banyak lakunya dibandingkan dengan foto editorial ini.

Postingan editorial ini bisa kamu gunakan juga ketika kamu tidak memiliki model release di foto yang kamu upload tersebut.

3. Model Release


Jika kamu mendapatkan pesan mengenai model release ini, artinya dalam fotomu terdapat foto orang yang terpampang sangat jelas. Ada 2 pilihan untuk mengatisipasi hal ini. Pertama jika kamu mengenal model yang ada di dalam fotomu, kamu harus mengisi form model release dan harus ditanda tangani oleh orang tersebut. Namun jika kamu tidak mengenal orang tersebut, kamu bisa menggunakan cara kedua, yaitu menjadikannya editorial.

4. Non-Licensable Content


Pesan ini akan kamu dapatkan jika kamu mengupload content yang illegal atau tidak berijin. Seperti ketika kamu akan mengupload foto seseorang sedang memegang handphone yang menampilkan music atau film di dalamnya, tentu saja tidak akan lolos ke Shutterstock ini. Meskipun menggunakan editorial, kamu harus mengupload bukti license dari foto maupun film tersebut. Daripada ribet, lebih baik kamu mengupload foto lainnya yang tidak mengandung license produk.

5. Noise, Artifacts, Film Grain


Nah, shutterstock tidak bisa menerima foto yang terdapat noise di dalamnya. Hal ini biasanya terjadi karena di lensamu terdapat suatu bercak yang kamu tidak menyadarinya. Kamu harus pandai-pandai mengatur ISO mu terutama ketika mengambil foto di malam hari. Dengan pencahayaan yang sedikit, kamu harus tahu berapa ISO yang tepat untuk kondisi penerangan saat itu. Namun ada hal lain yang bisa kamu lakukan ketika ini sudah terjadi dan kamu ingin sekali upload foto tersebut di Shutterstock. Untuk noise berbentuk bercak, kamu bisa melakukan cloning di Photoshop untuk menghilangkan bercak tersebut. Kamu juga bisa menggunakan beberapa perangkat lunak yang bisa mengurangi noise seperti NoiseNinja, NeatImage, Noiseware, NDNoise, dan Helicon Filter. Asalkan noise yang dihasilkan tidak terlalu besar, foto tersebut masih bisa di terima oleh Shutterstock.

6. Focus & Composition


Beberapa foto gagal di upload karena dalam foto tersebut tidak jelas dimana titik focus objeknya. Ketika kamu mengambil foto, jadikan satu titik sebagai objek utamanya dan yang lainnya hanya pelengkap saja. Jika kamu mengupload foto pemandangan, kamu tetap harus memperhatikan titik focus mana yang akan kamu ambil. Untuk composition, kamu harus memperhatikan perspektif dari foto tersebut. Usahakan untuk tidak menggunaka fish eye yang membuat garis horizontal yang kamu ambil terlihat membulat, karena terlihat seperti editing, foto ini tidak bisa kamu upload.


7. Size Gambar


Ini merupakan hal yang penting sebelum kamu mau mengupload foto ke Shutterstock. Karena foto yang size nya dibawah 4mp tentu tidak akan bisa kamu upload. Pastikan menggunakan kualitas tinggi sehingga foto tersebut tidak pecah ketika di zoom.

8. Title / Deskripsi


Setelah semua hal di atas bisa kamu atasi, yang terakhir perlu kamu perhatikan adalah judul atau deskripsi dari foto tersebut. Carilah judul yang tepat untuk menggambarkan suasana dalam foto tersebut. Satu tips yang bisa kamu lakukan agar fotomu banyak dicari, kamu harus melakukan survey terlebih dahulu judul atau deskripsi yang digunakan kebanyakan orang untuk satu foto yang sama. Kamu bisa meng-combine judul dari foto terpopuler di baris teratas berdasarkan kata kunci yang kamu cari. Pastikan deskripsi yang kamu tulis menggunakan bahasa Inggris yang penulisannya benar dan sesuai dengan foto tersebut. Tambahkan juga keyword yang membuat fotomu dicari oleh banyak orang. Kamu bisa menggunakan fiture Keyword Suggestion Tool yang ada pada web Shutterstock tersebut.

Dengan beberapa tips tersebut, kamu bisa mulai mengupload foto-fotomu dan mendapatkan penghasilan yang lumayan besar. Asal kamu bisa mengupload foto-foto tersebut secara rutin dan berkala, profilemu akan lebih banyak dicari oleh orang-orang dan kamu akan mengetahui lebih banyak penyebab foto itu ditolak atau diterima. Belajarlah dari pengalaman dan jangan pernah menyerah untuk mencoba. Hasil yang baik tidak pernah berasal dari perjuangan yang buruk

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel